5 Risiko Kesehatan yang Mengintai Para Atlet
Contents
5 Risiko Kesehatan yang Mengintai Para Atlet
Jakarta – Seorang atlet harus miliki situasi kebugaran yang lebih sempurna dan harus menyimak jenis hidup sehat. Sebab, atlet olahraga seperti atlet Piala Dunia 2022 dapat lebih banyak memakai kapabilitas tubuhnya untuk pekerjaannya sehari-hari. Tentunya, seorang atlet harus miliki energi tahan tubuh yang kuat.
Meski olahraga dapat menyehatkan tubuh, tak jarang atlet yang terkena problem kesehatan. Karena banyak memakai kapabilitas fisik, atlet dapat miliki risiko kebugaran yang kapan waktu dapat menyerang. Oleh sebab itu, tiap-tiap atlet harus menyimak batas kapabilitas tubuhnya untuk tidak berolahraga secara berlebihan.
Beberapa Risiko Kesehatan yang Mengintai Atlet
Tidak semua kasus rs stroke bkt kebugaran atlet senantiasa terkait dengan tulang dan sendi. Beberapa atlet bahkan dapat berisiko terkena penyakit kritis seperti pernapasan dan jantung.
Berikut lebih dari satu risiko kebugaran yang kerap dialami atlet:
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Atlet miliki risiko tinggi terkena ISPA atau infeksi saluran pernapasan atas. Olahraga sebetulnya dapat memperkuat proses kekebalan tubuh kecuali dilaksanakan cocok dengan kapabilitas tubuh. Namun, kecuali olahraga dilaksanakan secara terlalu berlebih di dalam saat yang lama dapat menghimpit proses kekebalan tubuh. Perubahan jumlah sel yang terlibat di dalam imunitas seluler mengakibatkan ISPA
Sekitar 30-40 % atlet rentan pada ISPA, yang umumnya menyebar melalui kontak langsung, misalnya, di dalam olahraga kontak seperti gulat. Ini terhitung dapat menyebar melaluiudara, dan melalui air di dalam aktivitas seperti berenang.
2. Cedera Otot
Tampaknya telah jadi rahasia umum bahwa cedera adalah mimpi tidak baik bagi tiap-tiap atlet. Cedera pasti dapat terjadi saat berolahraga. Tendon achilles dan patella merupakan tendon yang kerap mengalami rusaknya (tendinopathy). Untuk cedera otot, hamstring dan otot paha umumnya jadi sasaran, terlebih di kalangan pemain sepak bola.
Obat penghilang rasa sakit dan kompres dingin dapat digunakan untuk membuat sembuh cedera. Istirahat terhitung dibutuhkan untuk pengobatan jaringan yang rusak. Para atlet terhitung kerap melakukan latihan fisioterapi untuk mendukung penyembuhan.
3. Masalah Jantung
Seperti otot lainnya, jantung terhitung berpengaruh saat olahraga. Pengaruh selanjutnya umumnya positif, namun di dalam kasus yang jarang terjadi, olahraga dapat beresiko bagi jantung.
Pada atlet muda, situasi yang disebut kardiomiopati hipertrofik adalah kasus yang paling umum. Akan tetapi, pada atlet berusia 35 th. atau lebih, penyakit arteri koroner lebih kerap terjadi.
4. Infeksi Kulit
Penyakit lain yang kerap menyerang atlet adalah infeksi kulit. Herpes simpleks, impetigo, dan infeksi jamur adalah lebih dari satu bisa saja penyebab infeksi kulit.
Rugby, judo, sepak bola, dan gulat adalah salah satu olahraga di mana atlet rentan pada penyakit kulit. Ini sebab mereka kerap melakukan kontak kulit dengan lawan yang berkeringat, lecet berkaitan benturan atau lecet kulit, dan pemakaian baju olahraga yang ketat.
5. Heat Stroke
Heat stroke adalah situasi mematikan yang disebabkan oleh terlampau banyak berolahraga di cuaca panas. Pengidap heat stroke dapat kehilangan kapabilitas untuk mengatur suhu tubuh mereka dan kerap miliki suhu di atas 41 derajat Celsius. Pengidap heat stroke umumnya dapat berkeringat banyak dan mengalami disorientasi, dan seringkali dapat mengalami mual dan muntah.